PESAN SEKARANG LANGSUNG Email : arif_jic@yahoo.co.id

MENGAPA WEBSITE MENJADI WAJIB ?

Peluang bisnis berbasis online sekarang menjamur, orang yang belum juga memulai untuk berbisnis online, maka ia akan tertinggal jauh mengejar ketertinggannya. Dunia saat ini menjadi sangat dekat dan jarak bukanlah persoalan.

Mungkin anda berpikir bisnis anda masih terlalu kecil untuk membutuhkan sebuah website. Mungkin anda berpikir membuat website itu sulit dan memerlukan biaya yang besar, sedangkan hasilnya tidak sepadan. Bila anda berpikir demikian, sebaiknya anda merubah paradigma anda. Berikut saya kemukakan alasan-alasannya :

- Banyak prospek akan mencari anda secara on-line. Mereka akan mengetikkan informasi yang mereka butuhkan di search engine. Bila anda tidak mempunyai website, maka hanya website kompetitor anda sajalah yang akan muncul. Berarti anda telah kehilangan kesempatan untuk melakukan penjualan. Bagi banyak prospek, bisnis anda sama saja tidak eksis, bila tidak dapat ditemukan dengan search engine. Di jaman sekarang, tidak mempunyai website sama saja seperti tidak terdaftar di buku telepon.

- Mempunyai website hanya membutuhkan biaya yang murah sekali. Jaman dimana mempunyai website membutuhkan biaya yang besar telah lewat. Hanya dengan Rp 200.000,- per tahun, anda sudah dapat mempunyai domain berikut hosting website anda. Sedangkan untuk membuat websitenya, jika anda tidak mau mengeluarkan biaya tambahan, anda dapat membuatnya sendiri.

- Website adalah sarana advertising yang sangat baik. Apakah anda ingin mempromosikan produk atau jasa anda, website adalah cara yang sangat tepat untuk melakukannya. Advertising dengan cara lain membutuhkan biaya yang lebih besar, terutama bila anda ingin mentargetkan ke market yang spesifik, dan tidak ada jaminan mereka akan memberikan perhatian. Website adalah selayaknya brosur yang bebas untuk direproduksi, interaktif, dan dengan cepat dapat didistribusikan kepada mereka yang memang memerlukannya. Tidak ada media lain yang dapat menyaingi kemudahan penggunaan dan keefektifan sebuah website.

- Website menjangkau seluruh dunia. Di dunia web, tidak menjadi masalah apakah seseorang berada di sebelah anda atau berada di sisi dunia yang lain. Mereka akan melihat website anda sama seperti setiap orang lain, tanpa ada biaya tambahan baik pada mereka atau pada anda. Telepon atau surat membutuhkan biaya yang besar bila jaraknya jauh, tetapi website memungkinkan anda mengirimkan informasi ke mana saja tanpa usaha atau biaya tambahan. Anda dapat menjalin kontak dengan seseorang di suatu tempat, yang tidak pernah anda kunjungi dan tidak akan anda kunjungi. Website membuat bekerja secara global seperti bekerja lokal.

- Website dapat menghasilkan uang. Banyak uang beredar di web, dan tidak sulit untuk mendapatkan sebagian. Semakin lama usaha anda on-line, semakin besar bagian yang anda dapat. Jika anda punya barang untuk dijual, anda dapat menjualnya ke seluruh dunia, berkat adanya kartu kredit atau sistim pembayaran internet seperti egold, paypal, dll. Menjalankan bisnis secara on-line akan menghapus hampir semua biaya overhead anda.

- Website dapat menghemat waktu anda. Memberikan informasi memerlukan waktu, apakah itu lewat telepon, e-mail atau mengirimkan brosur. Website didesain untuk menghemat waktu anda. Prospek anda dapat melihat katalog produk tanpa perlu berbicara atau mengunjungi anda. Dengan website, informasi dapat ditulis satu kali, dan selanjutnya dapat diakses oleh prospek anda secara akurat dan terus-menerus.

Bila anda belum mempunyai website untuk usaha anda, sekaranglah saatnya untuk menggunakannya.

FULL STORY >>

Kata-Kata Lambat Kata-Kata Cepat

Uang adalah sebuah ide dan ide terdiri dari kata-kata.

(Robert T. Kiyosaki)

Keterangan :

Sebagian besar orang menggunakan kata-kata lambat yang menyebabkan membuat ide yang lambat yang berarti mereka memperoleh kekayaan yang lambat. Kata-kata adalah peralatan untuk pikiran. Kita membutuhkan kata-kata yang cepat untuk rencana yang cepat.

Bagi Robert T. Kiyosaki menabung adalah sebuah kata lambat. Ayah miskinnya mengajari cara menabung. Sebaliknya ayah kayanya mengajari cara mengumpulkan modal. Ketika Robert T. Kiyosaki ditanya :

“Bagaimana kalau orang tidak tahu cara mengumpulkan modal?”

Jawabannya adalah :

“Yang terbaik adalah menabung atau menginvestasikan waktu untuk belajar cara mengumpulkan modal. Mengumpulkan modal merupakan kecakapan yang dapat dipelajari”.

Ketika orang-orang lain menjadi semakin tua dan masih berusaha maju dan bekerja keras untuk menabung (menggunakan rencana yang sangat lambat), Robert T. Kiyosaki yang pada awalnya belajar dan membuat kesalahan-kesalahan juga, namun dia belajar dari kesalahan-kesalahan itu sehingga pendidikan dan pengalamannya membuat pengumpulan modal semakin mudah ketika Robert semakin tua. Ketika orang lain bersusah payah menabung Rp1.000.000/bulan, ada orang yang bisa mengumpulkan puluhan milyar rupiah pada saat yang sama.

Yang dimaksud Robert Kiyosaki disini adalah dengan menabung ini memungkinkan kita mencapai penghasilan pensiun yang cukup makmur yaitu USD 100.000 – USD 1.000.000/tahun. Tapi kata-kata menabung pada umumnya tidak memungkinkan untuk mencapai tingkat penghasilan kaya (USD 1 juta atau lebih/tahun) dan ultra kaya (USD 1 juta atau lebih / bulan).

Bill Gates tidak menjadi orang terkaya didunia dengan membeli saham, dia menjadi orang terkaya di dunia karena dikenal sebagai “Pemegang saham yang menjual”.

Ayah miskin Robert Kiyosaki sering kembali ke sekolah, dia kuliah di Chicago, Northwestern Stanford. Selesai sekolah dia sangat bersemangat dan mengharapkan promosi serta naik gaji karena telah sekolah lagi. Kenyataannya tidak seindah itu.

Ayah kaya Robert Kiyosaki pergi ke seminar, Dia berkata, “Kamu pergi ke sekolah kalau kamu ingin menjadi karyawan yang lebih baik atau profesional yang lebih baik seperti dokter, pengacara, atau akuntan. Kalau kamu tidak peduli dengan gelar, promosi, atau jaminan kerja, pergilah ke seminar. Seminar adalah untuk orang-orang yang menginginkan hasil finansial yang lebih bagus dibanding promosi pekerjaan atau jaminan kerja yang meningkat.”

Seberapa cepatkah kata-kata dan ide-ide kita ?

Semoga bermanfaat.

http://www.tdwclub.com

FULL STORY >>

MEMBANGUN SALURAN PIPA UANG

Apakah aku membangun saluran pipa atau mengangkuti ember?

(Robert T. Kiyosaki)

Keterangan :

Sebenarnya ilustrasi diatas adalah untuk membedakan antara orang-orang yang terus menjadi employee atau self employee dengan orang yang membangun bisnisnya dan investasinya sehingga terwujud pipa penghasilannya. Seperti dikisahkan oleh Robert Kiyosaki berikut :

Zaman dahulu kala ada sebuah desa kecil yang indah. Tempat itu sangat menyenangkan namun memiliki sebuah masalah. Desa itu tak punya air bila tak turun hujan, makanya para tetua desa memutuskan untuk menawarkan kontrak kepada siapa saja yang bisa menyediakan air bagi penduduk desa itu. Akhirnya ada dua orang yang mengajukan diri, dan para tetua desa berharap akan ada persaingan diantara mereka yang pada akhirnya dapat menekan harga.

Orang pertama yang menjalankan kontrak itu bernama Ed. Ia langsung membeli 2 buah ember dan langsung mengisi penampungan air (yang sudah dibuat dari beton oleh penduduk) dengan cara mengangkut air dari danau ke penampungan dengan kedua embernya dari pagi hingga petang. Setiap pagi ia harus bangun lebih awal untuk memastikan persediaan air cukup bagi penduduk desa saat mereka memerlukannya. Ia harus bekerja keras, tapi ia sangat senang karena bisa menghasilkan uang.

Pemegang kontrak kedua bernama Bill, yang beberapa waktu malah menghilang. Dia tidak membeli 2 ember untuk bersaing dengan Ed, malah membuat rencana usaha, mendirikan perusahaan, mencari penanam modal, mengangkat asisten untuk melakukan pekerjaannya dan kembali setelah enam bulan dengan membawa kru bangunan yang siap membangun jaringan pipa baja anti karat bervolume besar yang menyambungkan desa dengan danau. Pada saat pembukaan, Bill mengatakan bahwa airnya lebih bersih, bisa memasok 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan 75% lebih murah dari Ed. Penduduk desa bersorak berlari kearah kran pipa Bill.

Supaya bisa bersaing, Ed juga menurunkan harga. Mempekerjakan kedua putranya untuk membantu giliran kerja malam dan pada akhir pekan. Ketika anaknya sekolah di perguruan tinggi, ia berkata pada mereka “Cepatlah kembali karena suatu saat bisnis ini akan menjadi milik kalian.” Entah kenapa, setelah lulus anak-anaknya tak pernah kembali. Dan akhirnya Ed mendapat masalah-masalah kepegawaian, karyawan menuntut naik gaji, peningkatan tunjangan dan ingin hanya mengangkut satu ember sekali jalan.

Berbeda dengan Bill, dia sadar bahwa desa-desa yang lain juga membutuhkan air. Makanya ia menulis ulang rancangan bisnisnya dan pergi untuk menjual sistem penyaluran air bersihnya ke desa-desa di seluruh dunia. Ia hanya mendapat keuntungan satu penny untuk setiap ember, tapi ia mengirimkan miliaran ember air setiap harinya dan semua uang itu mengalir kedalam rekening banknya. Bill telah membangun saluran pipa untuk mengalirkan uang bagi dirinya sendiri.

Belajar dari Robert Kiyosaki adalah untuk mereka yang sudah lelah mengangkuti ember dan siap membangun pipa agar uang bisa mengalir kedalam kantong mereka….bukan ke luar kantong mereka.

FULL STORY >>

Karir Melejit Berkat Talenta (air menjadi sumber rezeki)


Wim Abdurrachman, Distributor OXYPrestasi Wim Abdurrahman Saleh di dunia MLM tergolong spektakuler. Sejumlah posisi diraihnya dalam waktu yang relatif singkat. Tak heran jika ia pernah mendapat julukan bayi ajaib. Slamet Supriyadi



Be like water. Hiduplah bagai air. Alirannya akan bergerak menuju tempat seharusnya ia berada. Kalaupun ada batu yang menghalangi, air akan berputar mencari jalan keluar dan mengalir terus hingga ke hilir. Itulah air, yang oleh Wim Abdurrahman Saleh tidak sekedar diadopsi dari sisi falsafahnya saja tapi juga kegunaannya dalam kehidupan. Air, menurutnya, tidak hanya memberi kehidupan melainkan bisa menciptakan ‘penghidupan’ bagi manusia.

Siapapun tidak akan menyangkal bahwa air telah menjelma menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan. ’Penghidupan’ muncul dari sana dengan terserapnya jutaan lapangan kerja. Mulai dari penjual air bersih ’dorongan’, puluhan merek air mineral yang beredar di pasaran sampai ratusan depo air isi ulang yang bertebaran dimana-mana. Pelaku bisnisnya boleh bertambah tapi konsumen tetap melimpah.

Belakangan bukan hanya air mineral saja yang membanjiri pasaran tapi muncul inovasi berupa air beroksigen. “Air yang mengandung oksigen tentu sangat baik buat kesehatan. Selain menyegarkan juga punya banyak khasiat untuk membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit,” ujar Wim yang tengah mengembangkan pemasaran air beroksigen bermerek ‘OXY’ ini.

Produk OXY dipasarkan melalui sistem pemasaran berjenjang atau MLM (multi-level marketing). Kedengarannya agak unik. Karena selama ini produk yang ditawarkan dengan sistem MLM sebagian besar berupa produk kecantikan, kesehatan, perawatan diri, makanan maupun perawatan rumah tangga. Lalu apa untungnya memasarkan OXY yang harganya lebih mahal dari air minum kebanyakan?

Seperti yang sudah dijelaskan, OXY mempunyai khasiat lebih dibandingkan air minum pada umumnya. Sedangkan untuk sebuah bisnis MLM, menurut Wim, sistem yang diterapkan tergolong menarik karena menggunakan sistem Hybride dengan prototype termutakhir. Sistem ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya, tutup poinnya kecil (kisaran Rp100 ribu), cukup dua kaki untuk mendapatkan hasil antara Rp10 juta-Rp20 juta serta adanya Match Bonus sebesar 10%-20% dari komisi orang yang kita sponsori.

Berbagai kelebihan tadi sudah dirasakan oleh sebagian besar mitranya. Sementara bagi Wim sendiri, keterlibatannya di OXY seolah sedang menemukan momentumnya. Dibuktikan dengan capaian prestasi yang mampu melewati para seniornya. Wim yang baru bergabung pada Nopember 2008 lalu, hanya butuh waktu 4 bulan untuk mencapai posisi aman Silver Director (SDR) dengan pendapatan Rp15 juta per bulan. Posisi tersebut biasanya dicapai dalam waktu 1,5 tahun. Sebulan kemudian posisinya naik menjadi Gold Director (GDR) dengan pendapatan Rp50 juta per bulan. Pencapaian yang cukup dramatis ini membuatnya kian optimis untuk menggapai target berikutnya yakni posisi Diamond Director (DDR). “Tinggal selangkah lagi dan di bulan kedelapan saya yakin mencapai posisi yang pendapatannya bisa menembus hingga 9 digit (ratusan juta –red),” tutur pria kelahiran 13 Januari 1967 ini.

Target jangka panjang yang ingin dicapai Wim tentu tidak hanya berhenti sampai disitu. Ia berharap bisa meraih posisi puncak Executive Diamond Director (EDD) dalam tempo 11 bulan. Waktu yang dirancang tergolong super singkat mengingat baru satu orang berada di posisi ini. Itu pun baru bisa diraih setelah 4 tahun bergabung. “Dalam bisnis MLM, pendatang baru punya kesempatan meraih prestasi yang lebih baik dari seniornya. Dan semua itu tergantung dari talenta yang dimiliki oleh masing-masing orang,” kata penganut motto QWAS (Quick, Watch, Action, Succes) ini.

OXY, bagi Wim sebenarnya merupakan kendaraan untuk menebus kekalahan yang dialaminya pada masa lalu. Alumnus Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) ini juga pernah berjaya saat ikut di sebuah MLM terbesar di tanah air. Sama seperti di OXY, di tempat itu ia juga menorehkan prestasi yang luar Wim Abdurrachman dan keluargabiasa. Ia masuk jajaran eksekutif hanya dengan waktu 11 bulan, lebih cepat dari rekan-rekan lainnya yang menempuhnya selama kurang lebih 3 tahun. Tak heran jika kemudian ia dijuluki sebagai ’bayi ajaib’.

Dalam kurun waktu 8 tahun, suami dari Metta Palupi ini selalu menorehkan prestasi terbaiknya. Namun, ada kalanya Wim harus menerima kenyataan bahwa ia ternyata bisa tumbang juga! “Saya runtuh seperti teman-teman lain di MLM. Penyebabnya adalah karena memburuknya kondisi ekonomi global atau faktor lain yang tidak bisa saya kaji lebih dalam,” imbuhnya sembari mengenang.

Lantas apa yang mendorong Wim serius menekuni bisnis MLM? Wim tidak menampik ada beda persepsi yang berkembang dalam masyarakat mengenai MLM. Ada yang beranggapan bisnis MLM susah untuk diikuti, tidak jelas atau tidak bisa menjalankan karena tidak punya bakat. Tapi sebaliknya, banyak juga yang kemudian merasakan ‘legitnya’ bisnis ini yang diukur dari besarnya pendapatan yang diterima.

Uniknya, ketertarikan Wim pada bisnis ini justru bukan karena motif finansial melainkan perubahan sikap dari salah seorang teman sekolahnya yang lebih dulu masuk ke bisnis MLM. “Dulu teman saya sangat bandel dan urakan. Tapi setelah ikut bisnis MLM ia jadi kelihatan santun dalam perilaku maupun tutur kata,” ujar Wim. Karena itu tidak berlebihan jika ayah dari Widyadana Mufida dan Muflih Wisala ini lalu mengibaratkan dunia MLM sebagai sekolah kehidupan dimana ilmunya tidak pernah diberikan di bangku kuliah sekalipun. Di dunia MLM setiap orang dituntut untuk memiliki tenggang rasa, bisa mengecilkan ego serta mau menjalankan pelatihan yang sedemikian ketat.

Yang pasti semua keberhasilan yang dicapai Wim tidak datang dengan tiba-tiba melainkan melalui masa metamorfosis yang sangat panjang. Sebelum terjun di bisnis MLM, pria yang punya obsesi membuat pesantren dan rumah sakit bagi kaum dhuafa ini, sudah pernah merasakan jatuh bangun saat membesut bisnis ‘konvensionalnya’. Tadinya sambil kuliah ia sempat menjadi calon pegawai negeri untuk menggantikan sang ayah. Tapi kemudian keluar karena gaji yang diterimanya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan adik-adiknya.

Selepas kuliah, ia mencoba perutungan bisnis dengan berjualan barang-barang kelontong. Itu pun tidak berlangsung lama karena Wim kemudian tertarik menggeluti bisnis percetakan. Pada tahun 1993 bisnis percetakan sedang booming. Omzetnya melimpah hingga ratusan juta. Tapi menjelang datangnya krisis moneter usahanya mulai goyang karena harga kertas yang tidak stabil. Hingga akhirnya Wim memutuskan menutup usaha yang mempekerjakan sekitar 20 karyawan tersebut. “Selain harga kertas yang fluktuatif, resiko bisnis ini sangat besar. Salah ketik beberapa huruf saja kita harus mengganti barang yang sudah dicetak,” tambah Wim.

Ia kemudian banting setir melirik bisnis jual beli mobil. Anehnya, meski Indonesia berada dalam masa krisis, penjualan mobil pada tahun 1997-2000 justru meningkat pesat. “Jumlah unit yang terjual cukup banyak dengan keuntungan yang lumayan besar,” tutur Wim menggambarkan situasi bisnisnya pada masa itu. Tapi setelah tahun 2000 geliat bisnis otomotif tampaknya terus menurun. Ia pun lantas memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis otomotif tersebut.

Bisa dibilang, itulah tonggak dimulainya kiprah Wim dalam dunia MLM yang telah memberinya berbagai pengetahuan. Delapan tahun bukan waktu yang singkat untuk mengasah kemampuannya dalam menapaki bisnis ini. Karena itu ia optimis produk OXY yang diusungnya bakal terus berkembang. Jika melihat data pada tahun 2006, anggota MLM di Indonesia tercatat jumlahnya baru sekitar 4 juta-5 juta orang. Jumlah yang sangat kecil dibandingkan penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta orang. “Sementara OXY saat ini baru memiliki 300 ribu anggota, dengan 30 ribu yang berada di Jakarta,” tambahnya lagi. Dengan berpatokan pada angka tersebut, sangat jelas prospeknya masih cerah dan peluang pasarnya terhampar luas.


© 2010 Majalah Pengusaha

FULL STORY >>
 

Home & Garden

Video Games

TOYS & GAMES